masukkan script iklan disini
Bangka Belitung, KPK POST
19 Agustus 2024– Krisis kepemimpinan yang berkepanjangan di tubuh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kembali memanas. Hendri CH Bangun, yang telah diberhentikan dari keanggotaan PWI oleh Dewan Kehormatan, masih mengklaim dirinya sebagai Ketua PWI Pusat. Pada Jumat, 16 Agustus 2024, Hendri CH Bangun mengirimkan tiga surat keputusan berturut-turut kepada PWI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memicu reaksi keras dari pengurus dan anggota PWI di wilayah tersebut.
Surat Pembekuan dan Penolakan Keras dari PWI Bangka Belitung
Dalam salah satu surat yang dikirimkan pada hari tersebut, Hendri CH Bangun mengumumkan pembekuan kepengurusan PWI Bangka Belitung masa bakti 2022-2027. Surat tersebut juga menyebutkan penunjukan Romlan, seorang wartawan yang memegang Kartu UKW Utama, sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PWI Bangka Belitung untuk periode enam bulan. Tugas Romlan, sebagaimana diuraikan dalam surat tersebut, adalah menyiapkan Konferensi Provinsi Luar Biasa untuk memilih Ketua dan Ketua Dewan Kehormatan Provinsi yang baru.
Namun, keputusan ini langsung mendapat penolakan keras dari seluruh pengurus dan anggota PWI Bangka Belitung. Bahkan Romlan sendiri, yang ditunjuk sebagai Plt Ketua, menolak jabatan tersebut. Ketua PWI Bangka Belitung, M Fathurrakhman, menegaskan bahwa Hendri CH Bangun tidak lagi memiliki kewenangan apapun dalam PWI setelah dipecat dari keanggotaan.
"Kita sepakat bahwa Hendri CH Bangun bukan lagi anggota PWI karena sudah dipecat dari keanggotaan, sehingga otomatis bukan lagi Ketua PWI. Oleh karena itu, ia tidak berhak mengeluarkan keputusan apapun yang berkaitan dengan PWI. Kami pastikan bahwa PWI Bangka Belitung tetap solid dan tidak bisa dipecah belah," tegas Fathurrakhman, yang akrab disapa Boy.
Aksi Pembakaran Surat sebagai Bentuk Penolakan
Penolakan terhadap keputusan Hendri CH Bangun tidak hanya diungkapkan secara verbal. Pada Jumat sore, 16 Agustus 2024, para pengurus PWI Bangka Belitung berkumpul di sekretariat mereka untuk melakukan aksi simbolis sebagai bentuk penolakan terhadap keputusan yang dianggap tidak sah. Surat pembekuan yang diterima dibakar di depan sekretariat sebagai tanda perlawanan terhadap upaya Hendri CH Bangun yang dianggap ingin memecah belah organisasi.
Romlan, yang secara tegas menolak jabatan Plt Ketua PWI Bangka Belitung yang ditunjuk oleh Hendri, menegaskan bahwa dirinya tetap setia kepada kepemimpinan M Fathurrakhman dan akan selalu mendukung integritas PWI Bangka Belitung. "Sejak awal saya bergabung dengan PWI Bangka Belitung, saya selalu mengutamakan kebersamaan dan komunikasi. Jangan sampai nilai-nilai ini dirusak oleh pihak luar yang haus kekuasaan. Kami, seluruh anggota PWI Bangka Belitung, tegak lurus satu arah dengan Ketua kami, M Fathurrakhman, dan tidak mengakui kepengurusan Hendri CH Bangun," ujar Romlan.
Tindakan Kontroversial Lanjutan dari Hendri CH Bangun
Tidak berhenti dengan surat pembekuan, Hendri CH Bangun mengeluarkan surat keputusan kedua pada hari yang sama, yang berisi pemecatan terhadap M Fathurrakhman, Ketua Dewan Kehormatan PWI Bangka Belitung Replianto, dan Romlan dari keanggotaan PWI. Pemecatan ini dianggap sebagai upaya Hendri untuk menegaskan klaimnya sebagai Ketua PWI Pusat, meskipun secara resmi ia telah dipecat dari organisasi tersebut.
Sebagai langkah lanjutan, Hendri CH Bangun mengeluarkan surat ketiga yang mengubah surat pembekuan sebelumnya, dengan menunjuk Iqbal Arsyad sebagai Plt Ketua PWI Bangka Belitung. Surat ini kembali mendapat penolakan tegas dari pengurus dan anggota PWI Bangka Belitung, yang menilai bahwa tindakan Hendri dan timnya sudah tidak bisa ditolerir.
Respon dari Pengurus dan Anggota PWI Bangka Belitung
Dalam merespons surat-surat tersebut, Romlan menyindir bahwa tindakan Hendri CH Bangun dan timnya semakin menunjukkan kekonyolan dan ketidakpahaman mereka terhadap situasi sebenarnya. "Ini kan semakin lucu tingkah polah mereka. Tidak malu apa sama ribuan anggota PWI di seluruh Indonesia? Dalam sehari, PWI Bangka Belitung mendapatkan tiga surat keputusan dari mereka. Paling lucu lagi, saya menolak jadi Plt Ketua PWI Bangka Belitung, malah mereka pecat saya," ujar Romlan dengan nada sinis.
Latar Belakang Kisruh: Hendri CH Bangun Dipecat, tetapi Masih Mengklaim Posisi Ketua
Kisruh kepemimpinan di tubuh PWI ini berawal dari keputusan Dewan Kehormatan PWI yang memberhentikan Hendri CH Bangun dari jabatannya sebagai Ketua PWI dan memecatnya dari keanggotaan PWI DKI Jakarta. Namun, meskipun sudah dipecat, Hendri masih tetap mengklaim dirinya sebagai Ketua PWI dan mengeluarkan berbagai keputusan yang kontroversial.
Situasi ini menimbulkan ketegangan tidak hanya di PWI Bangka Belitung, tetapi juga di PWI di tingkat nasional. Banyak anggota PWI di seluruh Indonesia kini menunggu langkah-langkah yang akan diambil oleh Dewan Kehormatan dan pengurus pusat PWI untuk menyelesaikan konflik ini, yang bisa berdampak pada stabilitas organisasi di masa depan.
Konflik yang terjadi di PWI Bangka Belitung ini menjadi cermin dari ketegangan yang lebih luas di tubuh PWI secara nasional. Upaya Hendri CH Bangun untuk mempertahankan klaimnya sebagai Ketua PWI, meskipun sudah diberhentikan, telah menciptakan perpecahan yang dalam di kalangan anggota PWI. Sementara itu, PWI Bangka Belitung tetap menunjukkan solidaritas yang kuat, menolak upaya pemecahbelahan, dan mempertahankan integritas organisasi mereka.(Red/Tim)
Editor : {M. Dalimunthe, ST}
Tidak ada komentar:
Posting Komentar